nyeri sendi2

Rasa sakit ketika terserang cedera lutut memang sangat menyiksa. Apalagi jika derita tersebut diperparah dengan tingkat mobilitas kesibukan Anda di kantor yang selalu menuntut pergerakan gesit. 

Sekadar informasi, sekarang ini, penyakit sendi atau linu tidak lagi dialami kaum manula. Anak muda yang memiliki umur kisaran 20 pun bisa terserang penyakit ini. Hal itu disebabkan pola hidup, makanan, lingkungan, udara, air, dan tanah yang semakin hari semakin terkontaminasi toksin. Sebenarnya, apa sih sakit sendi itu?

Penyakit sendi terjadi akibat peradangan pada sendi. Walaupun tidak menyebabkan kematian, kita tetap harus berhati-hati karena penyakit ini juga bisa mengakibatkan cacat permanen. Oleh karena itu, di antara sekian banyak penyakit yang bisa dialami dalam hidup kita, mungkin penyakit sendi inilah yang sebaiknya dihindari, dan salah satunya yang berbahaya adalah sendi pada lutut kaki.

Dari berbagai macam persendian pada tulang, mungkin sendi lututlah yang sering terbilang riskan terkena cedera. Penyebabnya adalah adanya disfungsi salah satu tulang yang melapisi lutut, yaitu ligamen dan tulang rawan.

Lutut merupakan sendi penyambung tulang yang memungkinkan orang untuk bergerak. Bisa dibayangkan seandainya tidak ada sendi di antara bagian tulang ini, mungkin di dunia ini tidak ada kata berjalan, bergerak, berpindah, dan sebagainya. Sendi merupakan bagian tubuh yang berfungsi sebagai penyambung tulang yang satu dengan tulang lainnya. Untuk bergerak, sendi membutuhkan pelumas. Tetapi, seiring bertambahnya usia, pelumas ini akan berkurang sehingga menyebabkan gesekan keras pada tulang yang mengakibatkan nyeri pada lutut.

“Nyeri pada lutut tidak perlu ditakuti, tapi diwaspadai, karena pada umumnya tidak berbahaya dan mudah diatasi. Apabila nyeri berlangsung dalam waktu yang lama karena adanya hambatan gerak, bengkak di sekitar sendi, nyeri-nyeri yang timbul pada posisi atau gerakan tertentu, ada baiknya Anda mulai mengonsultasikan hal tersebut,” ungkap Dr dr Andito Wibisono SpOT, spesialis bedah ortopedi dari RS Mitra Keluarga, Jakarta.

Selain itu, lutut yang merupakan bagian tubuh yang dilapisi ligamen dan tulang rawan ini akan berubah menjadi tipis dan mudah keropos. Oleh karena itu, jangan heran kalau lutut juga sangat rawan terhadap berbagai penyakit tulang. Salah satunya adalah osteoartritis (dengkul kopong), yaitu suatu keadaan infeksi sendi dan tulang akibat proses pengapuran tulang. Biasanya, gangguan ini berkenaan pula dengan penyakit tulang, yaitu rematik, tetapi ini hanya terjadi di lutut. Berbeda dengan osteoporosis yang merupakan pengeroposan di hampir seluruh sendi tubuh.

Penyebab luar yang lain adalah kelainan di sendi panggul atau gangguan di tulang belakang (HNP) yang bisa menekan atau menjepit saraf di sekitar lutut yang tentunya memerlukan penanganan lebih kompleks. Penyebab lain, kelebihan berat badan dan kurangnya olah raga. Karena itu, dianjurkan untuk berolah raga secara teratur dan makan makanan sehat. Pada dewasa muda, sering kita jumpai habitual patellar dislocation, yaitu tempurung lutut yang mudah terlepas pada gerakan tertentu. Hal itu dapat diatasi dengan penguatan otot, bahkan pembedahan.

Selain proses penuaan tulang, tulang berpengaruh pada fungsi ligamen. Seiring bertambahnya usia, elastisitas ligamen juga akan berkurang karena adanya perubahan kimia pada protein pembentuk ligamen sehingga ligamen mudah rusak (robek). Hal inilah yang menjadi penyebab lutut nyeri, dan untuk menyembuhkannya, diperlukan waktu yang relatif lama.

Pada orang dewasa, nyeri pada lutut bisa karena trauma seperti terjatuh, keseleo, dan cedera waktu olah raga, baik disadari maupun tidak. “Ada anggapan bila cedera ini ringan, cukup diurut atau diobati secara tradisional, padahal bila tidak ditangani secara baik, dapat menimbulkan penyakit lutut yang kompleks di kemudian hari, bahkan cacat permanen yang sulit dikoreksi dengan tindakan pembedahan yang canggih sekalipun,” ujar Andito. (ima/R-2)

Beberapa Kiat untuk Meredakan Linu

Berikut ini kiat yang dapat Anda lakukan ketika mengalami linu pada sendi.

1.Lakukan Peregangan
Lakukan stretching atau peregangan pada paha belakang, betis, dan paha depan. Merawat otot-otot ini dengan melakukan peregangan bisa mengurangi rasa sakit di lutut. Selain itu, dianjurkan untuk melakukan gerakan seperti jongkok, menarik kaki ke belakang pantat, dan gerakan lainnya untuk melatih otot-otot yang dapat menunjang keamanan serta kekuatan pada sendi lutut tersebut.

2.Konsumsi Makanan yang Kaya Kalsium
Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung kalsium bisa membantu mengurangi dan mencegah sakit di sendi lutut. Makanan yang kaya akan kalsium di antaranya adalah almond, kacang polong, jeruk, bayam, buncis, ikan salmon, sarden, dan produk susu seperti yogurt dan susu skim.

3.Menjaga Berat Badan
Kelebihan berat badan atau obesitas terbukti bisa menambah ketegangan dan beban pada lutut yang akan menimbulkan rasa nyeri. Jadi, sangat penting untuk menjaga bobot badan agar tetap stabil. Oleh karena itu, Anda dianjurkan berolah raga setidaknya selama 20 menit 3–5 kali dalam seminggu serta menghindari makanan olahan dan tinggi lemak untuk meminimalkan efek negatif yang diterima lutut.

4.Kompres Lutut
Apabila bagian lutut Anda sudah terserang cedera, hal yang baik untuk Anda lakukan adalah kompres bagian lutut tersebut dengan batu es. Ini merupakan langkah pertama untuk menghilangkan rasa nyeri di lutut, tapi jangan lupa membungkus batu es dengan handuk agar tidak mengenai langsung ke lutut yang mengalami cedera.

5.Segera Periksa ke Dokter
Sakit di bagian lutut sekali-sekali memang normal. Tetapi menurut Yordania Metzl MD, spesialis kedokteran olah raga dari Hospital for Special Surgery di New York City, ketika rasa sakit membatasi kemampuan Anda melakukan sesuatu yang biasa Anda lakukan, sebaiknya Anda segera memeriksakan ke dokter.

6.Jalani Rehabilitasi dan Istirahat
Menjalani rehabilitasi setelah cedera lutut sangat penting untuk menghindari rasa sakit. Pemulihan bisa berlangsung beberapa minggu, bahkan sampai beberapa bulan, yang pada pokoknya memang dianjurkan oleh dokter harus banyak istirahat. Yang terpenting pada bagian ini adalah dengar dengan baik instruksi dokter agar proses pengobatan yang sedang dijalankan berjalan lancar dan sukses proses pemulihannya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *